Jumat, 14 Maret 2014

Tentang Eksperimen Ketenangan

     

     Pernahkah kalian merasakan indahnya ketenangan?. Hembus suara angin, gemercik air, dan beberapa suara misterius yang terkadang berasal dari arah organ pembuangan kita terasa begitu syahdu surgawi di suasana yang tenang. Bagi beberapa orang yang suka memanjakan kedipan mata sampai larut malam pasti lah sering merasakan suasana ini. Begitu juga dengan saya, seorang mantan alien yang belum sepenuhnya beradaptasi dengan siklus hidup manusia. Tiap hari saya habiskan hidup sampai hari lain datang menjemput. Maksudnya, saya baru bisa tidur kalau sudah lebih dari jam 12 malam. Sebelum jam itu, mustahil.
     Karena itu saya biasanya mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat sambil menunggu hari berganti. Misalnya dengan mengerjakan tugas kuliah, menjadi asisten ibu memasak, mengajari adik belajar, dan membantu Ultraman mengalahkan Godzilla. Terkadang kalau saya sedang suntuk sih, cuma tidur-tiduran dipojok kamar sambil menancapkan earset di telinga. Dengan earset tersebut saya menikmati perpaduan kesendirian, ketenangan, dan nada-nada indah berangkaian. Enggak, saya enggak menggalau dengan cara beginian. Apa-apaan menggalau dengan cara beginian. Kalau saya galau mah nggak begini, palingan cuma ngemil Baygon campur Bon Cabe 5 bungkus. Justru dengan menyendiri dan menikmati ketenangan dengan musik saya bisa sejenak melupakan segala masalah duniawi dan menjadi fresh kembali. Dan musik yang mendukung untuk hal tersebut adalah post-rock.
     Post-rock adalah salah satu anak dari musik rock. Bedanya dengan saudara-saudara yang lain, post-rock bisa sangat kalem namun bisa juga jadi sangat liar. Mmmmm, gimana yaa, sulit juga sih menjelaskan musik lewat tulisan. Kalo kata Om Wiki sih begini. Tapi kalo menurut saya simpelnya sih post-rock itu musik yang menggunakan kebebasan dalam mengeksplorasi instrumen dan perasaan. Musik ini mengutamakan texture dan timbre daripada power chord. Weleh katanya simpel tapi pake bahasa kelas musik yaa, ehehe. Pas ndengerin musik ini, biasanya bermula dari sebuah ambiensi atau ketenangan, sayup-sayup instrumen yang biasanya-tidak-biasa kemudian mulai terdengar. Setelah itu anda akan dibawa masuk ke perasaan inti yang dituangkan di lagu tersebut. Bisa tetap tenang misterius, nada-nada ceria, atau mengeras mencoba melambangkan kemarahan. Yah, tapi namanya juga (Post-), nggak ada batasan khusus mengenai genre ini. Instrumen musik yang digunakan juga beragam dari mulai gitar, bass, dan drum (formasi biasa) sampai ditambah dengan piano, pianika, flute, violin, biola, terompet, saxofon, atau alat-alat lainnya deh yang penting bunyi. Cara memainkannya? terserah anda, kan tidak ada batasan. Sesuka anda asalkan bunyi dan bersinergi. Si Jonsi vokalis Sigur Ros misalnya, dia kadang main gitar dengan cara digesek pake penggesek biola. Yang penting sih, memainkan instrumen dan musik apapun (bahkan bukan rock) tapi dengan jiwa rock kemudian mengeksplorasinya dan bereksperimen. HAHAHAH. correct me if i'm wrong.
     Daripada cuma baca mending langsung mendengarkan, asyik kok apalagi pas tenang-tenang tengah malem. Bisa dicoba search di tab soundclound band-band macem Godspeed You! Black Emperor, Mono, Hammock, This Will Destroy You, Sigur Ros, Explosions in The Sky, God Is An Astronaut, Caspian, dll. Kalo saya pribadi sih lebih sering dengerin 4 band terakhir yang saya sebut itu. Apalagi Sigur Ros, mmmmmhhhhh, bagi saya sih mother of modern post-rock yang bisa bikin eargasm. Aiiiihhhhh, telinganya muncrat pas dengerin lagu "Hoppipolla", "Inní Mér Syngur Vitleysingur", dan "Saeglopur". Kalo untuk yang band lokalan sih coba cek soundcloud Post-rock Indonesia, lagu-lagunya nggak kalah menggetarkan kholbu kok.
     Nah, dari waktu-waktu telinga saya mendengarkan post-rock dikala sendirian dan tenang tengah malam tersebut, saya jadi tergerak buat mencoba main. Alat seadanya berupa gitar akustik yang dikaitkan dengan pick-up antah berantah menjadi modalnya. Dengan dibantu beberapa efek aneh dari Guitar Rig 5 di leptop juga, saya mencoba mengeksplorasi 1 alat tersebut. Terinspirasinya sih dari film dokumenter Sigur Ros yang berjudul Heima. Salah satu personilnya(lupa namanya) kan suka menyendiri dan bikin bunyi-bunyian aneh gitu dari benda-benda di sekitar buat ngisi waktu luang. Hahah. Maka dari itu lagu eksperimen ini saya namai pake bahasa negara asal band tersebut, Islandia. Inilah "Ég hef reynt harður", silahkan didengar dikala sendirian tengah malam,  pakai earset juga sebagai tambahan :
 


     
     Ég hef reynt harður = Saya sudah berusaha keras. Ya, setelah seharian menjalani aktivitas dengan tenaga penuh, saya ingin merebahkan badan dan mengistirahatkan pikiran. Bersama nada lembut namun berisik di telinga yang mencoba membuat lupa masalah dunia.
     Ngomong-ngomong, itu liriknya emang antah berantah juga. Asal bunyi, asal mirip-mirip Icelandic tapi bukan. Mari kita sebut Aliendic !!!!. Hahah. Sebenernya ada beberapa hasil eksperimen lain, tapi lain kali aja deh yaa saya sebarinnya. Lagian cuma ngrekam langsung pake HP jadi kurang jelas dan noisy. Saya bilang "lain kali" biar bisa diperbaiki dan coba eksplorasi pake tambahan instrumen lain. Serta ajak temen sekalian deh kalau ada. Anda tertarik? yuk main dan menikmati ketenangan bersama :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar