Setelah
kita membicarakan intro bahasan dibagian ini, sekarang jari-jemari saya akan
mengantarkan anda pada klimaks. Yeaaaaahhhhhh ohhh myyy goaaaat. Ihhhh
kimochiiiiii~ . Ah, Apaan sih. Jari-jemari saya akan mengetik Klimaks bahasan
tulisan random yang kemaren maksudnya.
Jikalau ada satu
dari kalian belum membaca intronya, langsung saja klik link itu tadi ya. Nggak
tau apa itu link? Yaa amplop, makanya kamu jomblo. Makanya kamu sebentar lagi
akan jomblo (bagi pembaca yang ber-relationship).
Sungguh,
sangat penting untuk mendalami intro terlebih dahulu sebelum mendapat sebuah
klimaks. Karena dengan intro kamu bisa menguatkan mental, membuat pikiran tidak
dangkal, dan mencapai berat badan ideal. Sebegitu pentingkah intro? Iya,
kemaren tetanggaku divonis kanker feses gara-gara nyanyi sebuah lagu langsung
pas REFF-nya (klimaks) tanpa sebuah intro. Kata dokter sel-sel feses di usus
besarnya mengalami mutasi genetik akhibat kejutan tiba-tiba dari sebuah REFF
lagu dangdut koplo. Begitu naas, manusia memang ringkih dalam menerima sesuatu hal yang
mengejutkan secara tiba-tiba. Makanya jangan coba-coba untuk mendapat klimaks
tanpa intro. Nih sekali lagi aku kasih link intro bahasan ini. Ini nih klik.
Saya beri
waktu sana buat baca dulu, yang udah baca silahkan tunggu dengan ditemani
penampakan sampel feses yang terkena kanker berikut ini:
Ilustrasi: Mutasi genetik feses, penyebab kanker |
Yak . . . .
Blog di masa
kini telah menjadi sebuah hal yang patut untuk diketahui setiap insan manusia
di muka dunia maya. Bagaimana tidak, blog bagi para penjelajah dunia ini sudah
menjadi salah satu wadah paling nyaman untuk bersinggah. Layaknya sebuah rumah
di dunia nyata, blog menampung segala pemikiran, uneg-uneg, keluh-kesah
sehari-hari, informasi dari manapun, bahkan sampah dari pikiran kita. Kalo blog
adalah rumah, lalu media sosial kayak Fesesbook, Tititwer, dan Batu dinding goa
itu termasuk apa? Hmmmm. Bisa diperumpamain kalo Blog itu rumah kontrakan lah,
masih nyewa ke yang punya tanah sama bangunan dari blogger, wordpress, dll. Sedangkan
kalo media sosial itu cuma kos-kosan,
nyewa ruang doang yang notabene terbatas untuk gerak-gerik dan berbicara. Kita
bisa sih ganti wallpaper, pajangan foto kita, dan pernik-pernik kecil lainnya.
Tapi ruang kecil tersebut nggak bisa seutuhnya kita ubah konsep besarnya kayak
blog. Di Tititwer cuma bisa nulis maksimal 140 karakter, tapi blog bisa nulis
skripsi sampe muter-muter. Kalo di Fesesbook cuma bisa jualan barang hanya di
album-album foto yang udah ditentuin, di blog bisa bikin toko pribadi yang
lengkap dengan etalase dan rumbai-rumbai hiasan sebuah kompleks pertokoan.
Disamping kos-kosan dan kontrakan tentunya ada yang udah punya rumah pribadi.
Rumah pribadi tersebut adalah website! Uehehehe.ulalalala. selamat kepada yang
udah punya rumah pribadi di dunia maya, semoga pendamping hidupmu yang awal kenalan
dulu lewat dunia maya cakepnya nyata.
Kembali pada
jalur klimaks bahasan, seperti penjelajah dunia maya lainnya blog bukan sesuatu
yang baru buat saya. Kenal sama blog udah dari masa tansisi SMP-SMA dengan
difasilitasi oleh komputer pentium 4 paling tinggi speknya (kuat main
minesweeper tanpa lag, widiiiiih). Dulu pun saya pernah mempunyai sebuah blog
yang tak berisi gitu. Males nulis panjang-panjang sih soalnya. Apalagi tak
berselang lama kemudian Fesesbook yang baru lahir di dunia maya mempunyai efek
besar pada tujuan persinggahan para penjelajah. Semua mulai berbondong-bondong
teralihkan perhatiannya kesana, tak terkecuali diri saya yang labil ini. Dimulai
membuat akun, saya kemudian aktif di Fesesbook, jauh lebih aktif daripada di
blog tentu saja. Tiap menit saya nulis dan ngepost berisi cerita sehari-hari dan
foto-foto terbaru. Akhir-akhirnya post saya mengarah ke curhat, mengarah ke menye-menye sedih, kemudian mengarah
ke sebuah trend hina sepanjang masa bernama : Alay. Layaknya seorang programmer
yang cekatan mengetik kode-kode pemrograman, saya dulu juga lihai mengetik
kode-kode bahasa alien di tembok Fesesbook. Dan layaknya artis terkenal yang
video bokep dan foto syurnya tersebar luas di internet, saya juga tak mau kalah
dengan menyebar foto-foto pribadi dengan berbagai gaya yang menggoda. Bedanya
kalo foto syur artis bikin birahi, kalo foto saya bikin impotensi.
“Saya mengakui kalau saya pernah alay. Karena alay adalah salah satu tahap menuju kedewasaan. Dan untuk menjadi dewasa sempurna, mengakui kesalahan dan menerima tiap kekurangan masa lalu adalah sebuah keharusan” – Jagad , dalam Deklarasi Penyucian Diri Dari Partikel Alay, 2010.
Setelah
keadaan diri saya suci, tentu saja lingkungan Fesesbook yang masih banyak
tercemari orang-orang yang belum bertaubat membuat saya tdak bisa tinggal lebih
lama. Terbesit dipikiran untuk kembali ke kontrakan lama di blogger. Namun
sayang, seseorang yang pernah saya sayang mengenalkan saya pada sebuah tempat
singgah baru. Kos-kosan tersebut bernama Tititwer. Sama seperti namanya,
Tititwer disukai banyak wanita dan banyak juga pria yang punya. Ah maksudnya
ngetren lah dikalangan mana saja. Tak berselang lama saya mulai kecanduan main
sebut-sebutan di timeline. Sembarang ngomong singkat dan berinteraksi dengan
padat antarsesama pengguna menjadi makanan pokok sehari-hari hingga menjadi
keterusan sampai kini. Akhirnya saya tidak pernah kembali ke kontrakan saya yang
lama di blogger. Waktu silih bergantian dari menit ke jam, dari jam ke hari dan
bulan. Blog saya tertelantarkan, dirundung kesendirian, dan terus-terusan dinaungi
kekosongan.
Akhir-akhir
kemarin otak kecil saya mulai berbicara. Dia merasa jenuh dengan tulisan yang
gitu-gitu aja. Wadah yang lebih besar untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan
pikiran mutlak dibutuhkan. Apalagi saya udah menginjak masa-masa yang menuntut
untuk banyak menulis. Ya, masa perkuliahan. Tiap saat tugasnya nulis, ujian
nulis, mau lulus juga kudu nulis. Jadi ada baiknya saya membiasakan menulis
juga. Dalam format panjang dan bermuatan tentu saja. Karena ujian nggak akan
bisa dapet A walau jawaban kita banyak yang ngretweet. Skripsi sampai zaman
kaca busuk pun juga kagak bakal lolos kalau isinya cuma 140 karakter. Maka dari
itu saya kemudian mencari jalan menuju alamat kontrakan blogger saya yang dulu
untuk kembali nulis blog.
Namun betapa terkejutnya bulu ketek saya saat sampai di halaman blog lama. Tempat yang telah lama ditinggalkan itu kini sedang digunakan untuk tempat uji nyali program dhemit-dhemit oleh salah satu saluran televisi rahasia di Indonesia. Begitu masuk di halaman depan saya disambut pria bergundul siomay dengan jubah hitam menatap tajam ke arah saya. Diikuti juga oleh beberapa kru yang memakai seragam kerja bertuliskan (Masih) Dunia Janin di bagian perutnya. Saya yang tak peduli karena sedang kangen berat sama si blog lama mulai masuk lebih dalam. Suasana begitu gelap dan memang terasa mencekam mengingat tempat tersebut telah lama ditinggal dalam kekosongan. Sambil sesekali mengamati pojok ruang serta atap yang banyak terbangun sarang laba-laba dan burung onta, saya terheran-heran karena menemukan beberapa kamera CCTV yang terpasang rapi. Sepertinya saya dulu nggak punya cukup uang untuk beli barang mesum seperti itu. Dari arah ruang tengah terlihat cahaya seperti lilin yang ditunggui oleh seseorang. Wah, ternyata ada orang baik yang menjaga blog lama saya selama ini agar tidak kemalingan, saya harus berterimakasih tentu saja. Kemudian saya mempercepat langkah untuk menghampiri seseorang yang terindentifikasi seperti lelaki tersebut. Saat saya sampai tepat di depannya, tatapan mata kaget dan ekspresi melongo kuda nil tiba-tiba terinstall di wajahnya. Sambil melambaikan kedua tangan dan mengarah-arahkannya ke tiap sudut ruangan, orang yang nyatanya beneran lelaki tersebut berteriak:
Namun betapa terkejutnya bulu ketek saya saat sampai di halaman blog lama. Tempat yang telah lama ditinggalkan itu kini sedang digunakan untuk tempat uji nyali program dhemit-dhemit oleh salah satu saluran televisi rahasia di Indonesia. Begitu masuk di halaman depan saya disambut pria bergundul siomay dengan jubah hitam menatap tajam ke arah saya. Diikuti juga oleh beberapa kru yang memakai seragam kerja bertuliskan (Masih) Dunia Janin di bagian perutnya. Saya yang tak peduli karena sedang kangen berat sama si blog lama mulai masuk lebih dalam. Suasana begitu gelap dan memang terasa mencekam mengingat tempat tersebut telah lama ditinggal dalam kekosongan. Sambil sesekali mengamati pojok ruang serta atap yang banyak terbangun sarang laba-laba dan burung onta, saya terheran-heran karena menemukan beberapa kamera CCTV yang terpasang rapi. Sepertinya saya dulu nggak punya cukup uang untuk beli barang mesum seperti itu. Dari arah ruang tengah terlihat cahaya seperti lilin yang ditunggui oleh seseorang. Wah, ternyata ada orang baik yang menjaga blog lama saya selama ini agar tidak kemalingan, saya harus berterimakasih tentu saja. Kemudian saya mempercepat langkah untuk menghampiri seseorang yang terindentifikasi seperti lelaki tersebut. Saat saya sampai tepat di depannya, tatapan mata kaget dan ekspresi melongo kuda nil tiba-tiba terinstall di wajahnya. Sambil melambaikan kedua tangan dan mengarah-arahkannya ke tiap sudut ruangan, orang yang nyatanya beneran lelaki tersebut berteriak:
“Toloong, saya
nggak kuaaaaaat, sayaaa udah nggak kuaaaat”
“wah, wah,
kenapa mas ada apa mas?”, balas saya ikutan panik
“Aaaaaaaaaakkkkkkkk”,
lelaki tersebut malah ejakulasi dini tambah berteriak keras
“saya nggak
kuaat, beneran, saya nggak kuaaaat”
Dengan segenap perasaan dari hati
yang terdalam, saya mencoba tetap tenang dan memegang erat kedua tangan lelaki
tersebut.
“Mas,
yang tabah mas, tetap kuat. Saya tau kok rasanya melihat dirinya pergi berpaling
dengan lelaki lain. Saya tau rasanya mas. Kita sependeritaan. Sini saya peluk”
“
. . . . . . . . . . . . . . . “
. . . . . . . . . . . . . . . . . . *peluk* |
Tiba-tiba si pak gundul berjubah dan
kru-krunya yang tadi ada di halaman depan muncul berlarian ke arah ruang tengah
tempat kita berpelukan. Mereka mengambil ancang-ancang menyergap kami. Saya
yang sibuk berpelukan dan lelaki tadi yang ternyata sudah pingsan tidak bisa
menghindari sergapan. Kami dipisahkan, lelaki tersebut dibawa beberapa kru
pergi, dan saya . . . . saya tidak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu.
Yang saya ingat, saya terbangun dengan pantat yang terasa sakit sekali untuk
duduk. Lalu ada sobekan kertas di sebelah saya yang bertuliskan: “Kau hancurkan
skenario program kami, kami hancurkan masa depanmu”.
Semenjak
itu saya takut kembali ke blog saya yang lama. Tapi hal itu tidak mengurungkan
niat untuk kembali menjamah dunia bloging lagi. Akhirnya saya putuskan untuk
menyewa kontrakan yang baru pada blogger. Dan huwala, kontrakan sederhana yang
sedang kau scroll inilah hasilnya. Sesuatu yang baru terasa di berbagai sisi
walau ini hanya blog, hal yang dulu pernah saya jamah. Mengawali posting dengan
hal-hal tulisan random sepertinya tidak begitu buruk. Hal-hal yang serius kan
udah banyak dilakuin di dunia nyata, bosen juga jadi makhluk serius
terus-terusan. Lagian ini kan dunia maya, kenapa kata-kataku harus nyata?.
Tapi
mungkin kedepannya tetep ada lah ya bahasan-bahasan serius untuk latihan nulis
skripsi atau latihan melamar dirinya. Kemungkinan sih arah kontrakan ini akan
mengarah ke seni hiburan, fakta-fakta dunia, dan karya-karya fiksi. Tentu saja
tak lupa topik curhat kehidupan sehari-hari saya seperi bahasan wajib bagi
kontrakan lainnya. Jadi, sekian klimaks bahasan dari saya. Jika anda berkenan
mari kita saling berfollow-followan seperti di Tititwer. Dan mari
bersuka-sukaan seperti di Fesesbook. Saya masih perlu banyak belajar dari
teman-teman senior yang sudah menghuni lama kontrakan seperti ini. Mohon
bimbingannya~