Sabtu, 01 Februari 2014

Tentang Sesuatu: Yang Dulu, Rasa Baru




Pernahkah kalian merasakan suatu rasa yang berbeda dari hal yang telah lama kau kenal? Terasa baru dan belum pernah kau rasakan, padahal jelas-jelas “sesuatu” itu datang dari masa lalu yang telah kau jalani. Yang saya maksud “sesuatu” disini bukanlah mantan pacar. Bahasan kali ini juga bukan membahas tentang hukum balikan sama mantan menurut ajaran Lord Voldemort. Apalagi membahas hubungan kedalaman kenangan mantan dengan tingkat keberhasilan peserta uji nyali di acara (Masih) Dunia Manusia. Tentu bukan.
Memang “sesuatu” adalah kata yang abstrak dan memiliki banyak sekali penafsiran, bagi yang sedang dalam mood galau serta menafsirkan “sesuatu” sebagai spesies bernama mantan, silahkan tutup browser anda. Kemudian cuci tisu-tisu kotor yang berserakan di sekitar kasur anda sebagai bentuk penebusan dosa atas penodaan benda putih suci yang menjadi amis atas dasar kenangan mantan yang masih tersisa. Dengan begitu segel kemantanan di pikiran anda akan lenyap dan bisa mengikuti bacaan rumit ini dengan lancar jaya.
Berbicara mengenai “sesuatu”, sepertinya tidak enak kalau terus-terusan saya menggunakan tanda kutip (“) disekitarnya. Kesannya seperti sedang membicarakan hal yang kotor, cabul, mesum, atau apalah yang kurang sedap disajikan di khalayak ramai. Jadi nggak usah pake tanda kutip lagi  ya nyebut sesuatunya. Walau mungkin satu diantara pembaca yang kurang budiman menganggap bahwa sesuatu tanpa tanda kutip adalah sesuatu milik Yang Mulia Lord Syahroni. Cih, menyebalkan memang hidup di era kesesatan informatika dimana bokep-bokep dikuasai pakar telematika dan kata sesuatu hanyalah milik Lord Syahroni belaka.
Silahkan bagi para pengikut ajaran Lord Syahroni untuk menutup browser ini juga, kemudian siapkan kendaraan untuk menuju rumah saya. Akan saja jamu anda, kita pergi bersama, menuju ke rumah Anong tentunya, lalu saya tunjukkan secara gamblang bahwa Ashonty itu lebih cakep dari Syahroni!!!. Dengan begitu anda bisa membuka lebar mata, tayamun, bertaubat, kemudian menyadari bahwa Lord Syahroni bukanlah segalanya. Tiap-tiap orang di dunia memiliki sesuatu di masing-masing kehidupannya. Sesuatu bukanlah satu-satunya mantra ghaib milik you-know-who saja.

Evolusi Lord you-know-who, Penyanyi mantra : Sesuatuuu yang ada di hatimuuu~ sesuatuuu yang ada di hatiku~


Bagi saya sendiri, sesuatu yang saya utarakan disini adalah blog. Iya, blog. 

“Terus? Kenapa daritadi ngomongnya muter-muter bertele-tele ngalor-ngidul? Bilang aja dari awal kalau sesuatu itu blog, gampang kan?”, ungkap salah satu pikiran pembaca dengan diikuti bibir manyun-manyun ala ambeien style.

 Hei hei, sabarlah nak. Semua hal besar kan berawal dari sebuah pertele-telean. Kamu ada disini karena ayah dan ibumu yang berhubungan *tiiiitiiiiit* (sensor), hubungan tersebut tentu diawali dengan komunikasi dan pendekatan. Pendekatan apa yang dipakai mereka pertama kali? Yak, sebuah obrolan basa-basi yang bertele-tele. Kita semua bisa hidup di bumi ini juga berkat pertele-telean Adam dan Hawa kok. Coba aja dulu Adam adalah cowok cuek dan Hawa adalah wanita jual mahal yang nggak mau nengok pas disapa. Nggak akan ada kesempatan pertele-telean, nggak akan ada kesempatan untuk bikin keturunan, nggak akan ada manusia di bumi, bumi akan dikuasai Thyranosaurus!
Nah begitulah, malah nambah bertele-tele kan nih tulisan. Pfffttttt. Yaudah mari kita mulai bahas aja bagaimana bisa sih blog menjadi sesuatu yang dulu tapi berasa baru buat saya? Hmmmm. Nantikan di episode berikutnya yaa . . . . . sekalian menuh-menuhin blog baru ini lah kalau sekali nulis postnya dimutilasi . . . . . ahahahaha . . . . Brace yourselves, this is the end of beginning.

Lanjutan bisa dibaca disini (klik aja, kalo belum bisa diklik berarti belum terbit).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar